Macam-macam perekat briket memegang peranan penting dalam proses pembuatan bahan bakar padat yang terbuat dari bahan organik yang dipadatkan ini. Perekat berfungsi untuk menyatukan partikel bahan baku sehingga briket menjadi padat, kuat, dan mudah dibakar. Pemilihan jenis perekat disesuaikan dengan bahan baku yang digunakan, tujuan pembuatan, serta skala produksi. Berikut adalah beberapa jenis perekat yang umum dipakai dalam pembuatan briket.
1. Tepung Kanji (Pati)
Tepung kanji, yang sering disebut pati, adalah salah satu perekat alami paling populer dalam pembuatan briket. Pati ini biasanya diambil dari sumber tanaman seperti singkong, jagung, atau sagu. Saat dicampur dengan air dan dipanaskan, tepung kanji akan membentuk larutan kental yang berfungsi merekatkan serbuk bahan baku briket secara efektif. Karena sifatnya yang alami, tepung kanji juga tidak menimbulkan polusi dan aman bagi lingkungan.
Macam-macam perekat briket memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing, salah satunya adalah tepung kanji. Tepung kanji banyak dipilih oleh produsen briket berskala kecil hingga menengah karena kegunaannya yang praktis dan efektif. Selain mudah diperoleh, bahan ini juga relatif murah sehingga membantu menekan biaya produksi. Selain berfungsi sebagai perekat, pati juga berperan dalam memperkuat struktur briket agar tidak mudah hancur saat ditangani maupun selama proses pengangkutan.
Namun, ada beberapa kelemahan dalam penggunaan tepung kanji sebagai perekat. Karena sifatnya yang higroskopis atau mudah menyerap air, briket yang menggunakan perekat ini harus disimpan di tempat yang kering agar tidak cepat rusak. Walaupun memiliki kelemahan, tepung kanji tetap dipilih sebagai perekat briket karena sifatnya yang ramah lingkungan dan biaya yang terjangkau, asalkan disimpan dan dikelola dengan cara yang tepat.
2. Lem Organik dari Tanah Liat
Tanah liat sering dijadikan sebagai bahan perekat dalam pembuatan briket, terutama pada skala produksi tradisional. Tanah liat memiliki sifat kohesif yang baik, yang memungkinkan partikel bahan baku bisa merekat satu sama lain dan membentuk briket yang padat. Perekat ini sangat mudah didapat dan murah, sehingga menjadi opsi populer di beberapa daerah.
Walaupun tanah liat unggul dari segi ketersediaan dan biaya yang relatif rendah, penggunaannya sebagai bahan perekat tetap memiliki sejumlah kekurangan. Salah satunya adalah kandungan mineral di dalam tanah liat yang dapat meninggalkan residu abu saat pembakaran, sehingga dapat menurunkan kualitas pembakaran briket. Abu yang tinggi juga bisa menyisakan sisa yang banyak dan sulit dibersihkan.
Oleh karena itu, tanah liat biasanya digunakan untuk briket yang memang diperuntukkan untuk penggunaan jangka pendek atau kebutuhan lokal dengan harga yang sangat terjangkau. Produsen yang mengutamakan kualitas pembakaran biasanya menghindari penggunaan tanah liat dan memilih perekat lain yang lebih bersih dan efisien.
3. Molase (Tetes Tebu)
Salah satu dari macam-macam perekat briket yang banyak dimanfaatkan adalah molase, yaitu limbah cair hasil sampingan dari proses pengolahan gula tebu. Cairan ini kaya akan gula dan memiliki sifat lengket, sehingga efektif digunakan sebagai perekat alami dalam pembuatan briket. Molase tidak hanya berfungsi untuk merekatkan serbuk bahan baku, tetapi juga dapat meningkatkan kandungan energi pada briket karena kadar gulanya yang tinggi.
Kelebihan lain dari molase adalah ketersediaannya yang melimpah di daerah penghasil gula tebu, sehingga menjadi pilihan ekonomis dan berkelanjutan. Selain itu, molase membantu meningkatkan daya rekat briket sehingga menghasilkan produk yang padat dan tahan lama. Namun, kadar molase yang terlalu tinggi dapat menyebabkan briket menjadi lembap dan sulit kering.
Karena sifatnya yang mudah menyerap air, penggunaan molase harus diatur dengan baik agar briket yang dihasilkan tidak mudah rusak akibat kelembapan. Produsen biasanya mencampur molase dengan bahan lain dan melakukan proses pengeringan yang optimal untuk mendapatkan hasil briket yang berkualitas tinggi.
4. Lem Sintetis (PVAc)
Lem sintetis seperti polyvinyl acetate (PVAc) adalah perekat buatan yang sering digunakan dalam produksi briket skala industri. Perekat ini menawarkan kekuatan ikatan yang tinggi dan proses pengeringan yang cepat, sehingga cocok untuk produksi massal dengan standar kualitas yang konsisten. Penggunaan lem sintetis dapat meningkatkan daya tahan briket terhadap kerusakan fisik selama penanganan dan pengangkutan.
PVAc memberikan keunggulan dalam hal stabilitas bentuk briket karena menghasilkan ikatan yang kuat antara partikel bahan baku. Selain itu, lem sintetis ini tidak mudah terurai oleh air sehingga membuat briket lebih tahan terhadap kelembapan. Keunggulan ini menjadi keuntungan tersendiri, terutama jika briket akan disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Namun, penggunaan perekat sintetis juga memiliki sisi negatif, terutama terkait dampak lingkungan. Karena terbuat dari bahan kimia, limbah dari proses produksi dan pembakaran briket dengan lem sintetis bisa menimbulkan polusi. Oleh karena itu, penggunaan perekat ini harus diimbangi dengan pengelolaan lingkungan yang baik dan penerapan standar keamanan yang ketat.
5. Getah Pohon atau Resin Alami
merupakan perekat yang dihasilkan dari tumbuhan tertentu, meskipun penggunaannya tidak seumum perekat lainnya. Getah ini memiliki sifat lengket yang kuat dan bersifat biodegradable, sehingga ramah lingkungan. Dalam pembuatan briket, getah pohon dapat berfungsi sebagai perekat sekaligus meningkatkan kualitas pembakaran karena kandungan minyak alami yang terkandung di dalamnya.
Selain sifat perekat yang baik, getah pohon juga menawarkan keunggulan dari segi kelestarian lingkungan. Karena berasal dari bahan alami yang dapat terurai, penggunaan resin alami mengurangi dampak negatif terhadap polusi udara saat briket dibakar. Namun, keterbatasan jumlah dan harga yang relatif mahal membuat penggunaannya kurang populer untuk produksi briket berskala besar.
Penggunaan getah pohon biasanya lebih banyak ditemukan pada produksi briket dengan standar khusus atau briket premium. Produsen yang mengedepankan aspek lingkungan dan kualitas pembakaran sering kali memilih perekat jenis ini sebagai solusi alami yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Jenis perekat yang digunakan dalam proses pembuatan briket berperan penting terhadap mutu serta efisiensi pembakaran bahan bakar yang dihasilkan. Perekat alami seperti tepung kanji, molase, dan getah pohon sangat direkomendasikan karena ramah lingkungan dan mudah diperoleh. Di sisi lain, perekat sintetis memberikan kekuatan ikat yang lebih baik untuk produksi skala besar, namun harus digunakan dengan pertimbangan dampak lingkungan. Memahami karakteristik dan keunggulan tiap jenis perekat membantu produsen memilih bahan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan produksinya.
Hai saya Dea! Saya seorang penulis di tokomesin, Saya adalah penulis artikel yang memiliki ketertarikan dalam bidang bisnis dan energi ramah lingkungan, serta hobi public speaking yang membantu saya menyampaikan ide secara lebih efektif kepada banyak orang. Saya harap anda dapat menikmati artikel ini! Sampai jumpa di artikel Saya selanjutnya!